Saya nggak bisa nyetir. Pernah sih les di Hutomus Rawamangun dan dapet SIM juga. Tapi akhirnya SIM-nya nggak kepakai juga dan nggak tau hilang dimana :) Nggak tau ya, kayaknya saya nggak punya feel sama semua jenis kendaraan. Naik sepeda aja nggak bisa. Nyerah setelah kuku jempol masuk jeruji dan darahnya ngucur. Apalagi naik motor. Bener-bener nggak punya keseimbangan deh buat kendaraan roda dua.
Kalau mobil masih mendingan deh. Paling nggak SIM pernah kepake 2 kali. Yang pertama tahun 1998 apa 1999 gitu. Waktu itu masih kerja di Trisigma dan karena krismon, kantornya pindah ke ruko di Ciputat. Jadi ceritanya mbak Us mau belanja di Makro Serpong tapi nggak ada yang bisa anter. Sementara ada pick up proyek nganggur. Akhirnya, saya yang anter.
Beneran deh, sampai sekarang masih nggak habis pikir kok dulu bisa senekat itu. Gimana nggak nekat. Ciputat - Serpong itu jauh banget. Lewat jalan kampung. Pick up nya nggak punya spion kiri (well, biarpun lengkap juga nggak guna. Mata saya nggak bisa multitasking), nggak ada rem tangan apalagi seat belt, dan bangkunya disemutin. Jadi selama nyetir rasanya gatel pingin garuk. Belum lagi soal parkir. Another big problem. Tapi ternyata bisa dan sampai juga bolak-balik Ciputat - Serpong - Ciputat dengan selamat. Nggak pakai nyenggol apalagi nabrak :)
Perjalanan kedua pakai mobil di rumah. Inget banget hari itu hari Sabtu. Saya, adek sama mama ke pasar Ampera. Berangkatnya adek yang bawa. Pulangnya gantian. Mobil kijang yang kita punya waktu itu nggak pakai power steering. Asli berat banget stirnya. Nah, pas mau belok dari arah Langit-Langit ke Kikir, saya nyundul bajaj yang yang parkir dengan manisnya di deket apotek. Itu roda bajaj sampai masuk got. Saking paniknya, saya sampai bantuin si abang bajaj angkat bajajnya. Sejak itu nggak mau nyetir lagi.
Sampai sekarang, kalau keinget 2 kejadian itu, apalagi kalau dibahas sama orang rumah, bisa ngakak-ngakak.
Satu lagi kejadian yang sukses bikin kita ketawa histeris kalau keinget. Ceritanya waktu itu saya, mama dan adek mau pergi. Mampir dulu di bank (kalau nggak salah waktu itu Permata punya sewa ruko di daerah Pemuda). Parkirnya nanjak gitu. Tadinya nggak kepikiran kalau saya sama mama akan tegang akut apalagi adek juga bilang cuma sebentar.
Singkat cerita, saya yang duduk depan dan mama tegang banget selama di mobil. Nggak berani ketawa apalagi bergerak. Takut mobilnya mundur. Mana si adek lama banget. Begitu dia selesai dan masuk mobil, fiuuhhhh....lega banget. Sepanjang jalan kita ketawa-ketawa gila gara-gara kejadian itu.
No comments:
Post a Comment