Wednesday, April 28, 2010

Taxi and Me

Hampir setahun ini moda transportasi yang akrab dengan saya adalah taksi. Semuanya berawal dari kemalasan saya bangun pagi. Untuk meminimalisir keterlambatan, terpaksalah order taksi dan keterusan sampai sekarang. Pertamanya selalu pesen taksi yang warnanya hijau kebiruan (atau biru kehijauan?). Tapi lama-lama jengkel juga karena selalu nunggu lama. Kalau dicek selalu dijawab 'mendekati'. Sampai satu saat, saya paksa operatornya cek posisi sambil saya tunggu. Ternyata yang dibilang 'mendekati' itu, masih beredar di sekitar Percetakan Negara. Di jam-jam kritis begitu, dari Percetakan Negara sampai Kp. Ambon bisa unlimited. Huh! Cukup sudah.

Trus ganti pilihan ke taksi berwarna putih. Pastinya tarif bawah juga tapi kalo dilihat dari argo terakhir, tetep lebih mahal dari si taksi hijau kebiruan itu. Sudahlah...yang penting setiap order, nggak perlu sebutin nomer telfon dan alamat karena sistem caller ID-nya sepertinya lebih canggih dan kalo cek pesanan, nggak pernah bilang 'mendekati'. Mereka pakai istilah 'mengarah'. Bagi saya, itu lebih baik. Tapi, belakangan taksi ini juga menyebalkan. Selalu nggak pernah stok setiap saya pesen. Akhirnya, kalo udah kepepet terpaksa panggil si biru itu.

Naik taksi emang bikin kita nggak keringetan dan nggak bau asep. Tapi yang paling nyebelin kalau:

1. dapet supir yang shift malem ke pagi. sering muncul bau-bauan nggak sedap :(

2. supirnya batuk tapi nggak ditutup dan batuknya depan blower AC

3. kaca spionnya diatur supaya dia bisa lihat ke bangku belakang

4. pasang radio tapi channelnya diganti-ganti terus. apa yang mau didengerin?

5. supirnya buang gas! -- ini kejadian beberapa hari lalu

6. mark up kembaliannya gila-gilaan

7. supirnya nggak balance antara injek rem sama kopling. mabok deh

8. supirnya nggak tau jalan tapi nggak mau ngomong

9. supirnya hobi ngajak ngobrol. padahal udah kasih jawaban udah pendek-pendek. udah tau saya lagi pakai earphone. beneran paling males kalo lagi capek/ngantuk/bete tapi dapet supir nggak bisa diem

10. bunyi hpnya kenceng banget dan sering atau nggak berhenti-berhenti karena nggak diangkat

Tadi pulang kantor mampir ke ITC Kuningan dulu. Macetnya minta ampun dan supirnya termasuk suka ngobrol. Cerita mulai dari kakinya pegel-pegel waktu pertama narik dan lewat Casablanca yang macet, nanyain tinggal dimana dan seterusnya. Akhirnya cuma jawab pendek-pendek. Begitu sampai dan mau turun, si supir bilang gini 'terima kasih. mohon maaf kalau ada kekurangan. tolong periksa lagi barangnya, jangan sampai ada yang ketinggalan'. Hmm speechless.

Tapi minggu lalu, dapet supir yang horor banget. Sepanjang dari kantor sampai rumah, itu supir ngomong sendiri, mengaduh-aduh dan merintih terus. Tadinya nggak gitu dengerin karena lagi denger Ipod. Tapi lama-lama kuping ini nangkep suara-suara nggak wajar. Gosh...bener-bener nyeremin. Gimana kalau dia tiba-tiba pingsan? Bisa urusan polisi pastinya. Udah siap-siap. Kalau dia nyetirnya mulai nggak beres, harus turun tengah jalan. Untung aja bisa sampai rumah walaupun terus mengaduh, merintih dan ngomong sendiri. Sempet mau komplein ke customer servicenya, at least minta si bapak ditarik balik ke pool daripada bahayain diri sendiri dan orang lain. Tapi nomernya sibuk terus.

Sunday, April 25, 2010

Ho Chi Minh - Fun Fact

Fun fact about Ho Chi Minh:
1. Same time with Jakarta


2. Left Hand Driver and Right Hand Traffic

3. Apparently, traffic light is not common in Ho Chi Minh

4. No McDonald and Starbucks in District 1, 3 and 5

5. Crossing the street in HCMC is like gambling with your own life. So be confident while doing it

6. Kingdom of motorcycle

7. Though the weather is bloody hot but you can find lots of big trees everywhere

8. When they serve a whole coconut, they will make a small hole on top which is enough for your straw only. Looks like it's uncommon to eat the meat of coconut in HCMC. Just like in Bangkok

9. If you are not interested to buy something at Benh Thanh Market, do not try to ask the price or look at their stuff too long. They will get mad and give you some bad-mouth

10. It is difficult to find a drugstore in HCMC

Ho Chi Minh - Day 5

Minggu, 11 April
Hari terakhir di HCMC. Bayar hotel buat late check-out sekalian pesen airport transfer. Total USD 230.
Cuacanya cerah dan belum terlalu panas. Duduk-duduk di taman deket Benh Thanh sambil baca dan foto-foto sendiri :) Abis itu ke Benh Thanh lagi ngabisin Dong. Percuma juga dituker lagi ke Rupiah. Nggak seberapa. Makan siang hari ini nasi pakai daging panggang dan sayur sama minumnya kelapa muda. Sayurnya enak, dagingnya kebanyakan dan kegedean sementara air kelapanya agak asem.

 



jasa pedikur jalanan


16.30
Ke airport dengan bawaan yang lumayan bikin repot. Udah beli tas tambahan tapi ternyata masih nggak cukup buat lacquerware itu. Mudah-mudahan aja nggak pecah.

Lagi-lagi, check-innya makan waktu. Mana sempet salah ngantri di counter yang buat ke Kuala Lumpur :). Ya ampun rekan-rekan sebangsaku. Mbok ya nurut sama petugasnya. Udah dibilang tiap orang cuma boleh taruh 1 bagasi nggak lebih dari 15kg atau bayar biaya tambahan. Masih aja pada ngotot supaya bisa masukin semua barangnya di bagasi dan kiloannya cukup. Bikin lama tauuuuu.

Dong terakhir buat beli air mineral, USD terakhir buat beli coklat hehehehe. Kali ini pesawatnya delay.

00.30
Sampai di rumah. Capek tapi seneng.

Ho Chi Minh - Day 4

Sabtu, 10 April
Mau bangun males banget. Akhirnya tiket Cu Chi tunnel tournya hangus. Nonton TV sebentar sebelum perjalanan berikutnya.

10.00am
Baru selesai kunjungin War Remnant Museum di 28 Vo Van Tan, District 3. Museum ini dibangun September 1975. Kali ini naik taksi dari deket hotel supaya nggak abis waktu. Museum ini isinya cerita dari perang Vietnam dulu dimana Amerika ikutan terjun dan bikin neraka dunia di situ. Ada foto lokasi yang digempur pakai senjata kimia, foto korban-korban perang yang sekarang masih ada efeknya ke beberapa generasi setelahnya dan banyak lagi. Nggak terasa, saya nangis di museum ini. Betapa perang itu kejam sekali.




seorang perempuan Vietnam dan anak-anaknya berusaha menyeberangi sungai untuk menghindari serangan bom dari tentara Amerika. Foto ini diambil oleh Kyoichi Sawada di Quy Nhon, Vietnam 1965 dan menang Pulitzer Prize tahun 1966

script di bawah foto ini berbunyi:
When I was a child
I spoke as a child
I understood as a child
I thought as a child
But when I became a man
I put away childish things

Script lain yang saya baca:
During the Vietnam war:
- 3 millions Vietnamese were killed (among them 2 millions civilians)
- 2 millions people injured
- 300,000 people missed
"We hold these truths to be self-evident, that all men are created equal, that they are endowed by their Creator with certain unalienable rights, that among these are Life, Liberty and the pursuit of Happiness" (the US Declaration of Independence adopted on July 4, 1776)



Naik bis dari Benh Thanh ke Bin Thay Market di District 5 (Chinatown). Harga tiketnya VND 3,000. Bisnya bersih, ber-AC, bebas dari asep rokok, ada TVnya, nggak ada pengamen dan nggak ngetem. Kondekturnya perempuan. Mirip pramugari malah dengan blus putih, rok biru, stocking, topi ala pemancing dan pita biru di blusnya.

Untung Bin Thay Market tepat di seberang terminal bis. Jadi nggak perlu repot. Bin Thay Market ini seperti Pasar Pagi Mangga Dua (bukan ITC-nya). Kebanyakan barang grosiran. Baju, mainan, helm, pasar basah, perkakas dapur dll. Baru masuk udah ditarik sama yang jualan kain buat Ao Dai (baju tradisional perempuan Vietnam). Segala bujuk rayu supaya saya bikin baju dengan garansi 2 jam jadi dan dianter ke hotel. Hmmm ok, setelah sepakat dengan harga USD 25 dan pilih warna, saya bilang nggak usah dianter ke hotel karena saya mau langsung ke airport. Jadi setelah 2 jam saya akan ambil. Biar nggak macem-macem. Sempet kaget sih mereka tapi akhirnya mau juga.




es buah pinggir jalan ini enak banget

11.00
Karena nggak menarik, akhirnya naik bis balik ke Benh Thanh. Makan siang di Benh Thanh Market. Kali ini menunya nasi dengan lauk vegetarian. Enak. Sambil nunggu jam, lihat-lihat souvenir buat oleh-oleh. Beli lacquerware buat hiasan dinding. Warnanya merah dengan gambar perempuan. Sama beli yang bisa buat dijadiin piring. Nggak begitu jelas ini dibuat dari apa. Bukan melamin, bukan keramik dan bukan kayu. Biasanya designnya dibuat dari kulit telur atau kulit kerang yang diwaranin trus dilapis seperti pernis.

01.00pm
Balik ke Bin Thay buat ambil baju. Nunggu sekitar 2 menitan. Jahitannya pas. Balik hotel.
08.00
Makan malam di Pho 2000 lagi. Menu malam ini seafood pho dan teh anget. Abis itu cari oleh-oleh. Lumayan deh, semua udah dapet jatah.
10.00
Baru baca sms dari mama minta dibawain buah. Balik lagi deh ke Benh Thanh. Jalan kaki.

Ho Chi Minh - Day 3

Jumat, 9 April
Dengan santainya turun ke tour desk. Katanya kumpul jam 07.45. Kirain belum banyak yang dateng ternyata....bisnya cuma nungguin aku aja hehehe. Gara-gara telat jadi nggak bisa ambil tempat duduk deket jendela. Akhirnya duduk di samping cewek Kanada. Harusnya dia sama suaminya, tapi tiba-tiba suaminya sakit. Tour guidenya kasih form yang mesti diisi. Ternyata ulang tahun cewek Kanada itu sama seperti saya tapi beda 5tahun :))


Kurang lebih 2 jam perjalanan sebelum sampai di Mekong. Menurut si tour guide, ada beberapa tempat yang akan kita datengin dengan perahu. Beli caping dulu ah biar nggak kepanasan.

Kita nyusurin sungai Mekong yang coklat dan bau (heran, sungai begini coklat dan bau kok bisa jadi obyek wisata ya? Kenapa di Jakarta nggak bisa bikin yang sama dengan lebih bersih?). Kepikiran, gimana kalo tiba-tiba ada ular atau buaya hiiiiii. Ada beberapa pulau di sekitar sungai Mekong yang akan kita jalanin. Yang keinget cuma Turgoise island dan nanti berakhirnya di Dragon island.


langit di atas Mekong Delta

Pemberhentian pertama buat makan siang. Sepiring mie goreng porsi kecil. Minuman kalengnya bayar. Saya semeja sama si cewek Kanada itu, sepasang suami isteri dari Australia, cowok Jerman sama cowok Inggris yang udah berminggu-minggu keliling Asia Tenggara tapi nggak ada tanda-tanda dia nyebut mau ke Indonesia :( Sebegitu tidak menariknyakah?

Abis makan, kita naik perahu lagi ke tempat pembuatan permen kelapa dan produk dari kelapa lainnya. Saya bilang ke si Canadian kalo di Indonesia juga ada seperti itu. Abis liat-liat, disuguhin minuman (terakhirnya ditawarin produk madu dan anggur kelapa hehehe. Bisa aja promosinya). Minumannya campuran dari teh, sedikit madu sama perasan jeruk. Rasanya anget, manis-manis kecut. Kayaknya cocok buat yang batuk atau sakit tenggorokan.




Selesai di situ, kita naik perahu. Kali ini perahunya didayung dan cuma muat 4 orang. Haduh...semoga nggak terbalik aja ini perahu. Dianter ke tempat terakhir. Di sini kita disuguhin sepiring buah isinya nangka, semangka, pisang susu sama nanas dan teh hijau. Sambil nikmatin buah, ada musisi lokal yang nyanyiin lagu tradisional.




Jam 03.00pm masuk bis dan pulang. Capek. Sampai hotel laper. Nyeberang cari banh mi. Ini seperti sandwich tapi rotinya pakai baguette trus isinya selada, tomat, bawang bombay, irisan daging panggang, mayonnaise sama kayak abon gitu. Enak. Harganya VND 10,000.

 
09.08pm
Jalan kaki lagi ke Benh Thanh. Makan malem di Pho 2000. November 2001 Bill Clinton pernah makan di tempat ini. Makanya mereka pasang tagline 'Pho for President'. Saya pesen Pho dengan irisan daging ayam sama teh anget. Agak meriang nih. Pulang ke hotel mampir ke TNK travel. Beli tiket buat Cu Chi tunnel tour seharga USD 5 buat tur setengah hari.

Saturday, April 24, 2010

Ho Chi Minh - Day 2

Kamis, 8 April
10.15am
Jalan kaki ke Benh Thanh Market. Kurang lebih sekitar 20 menitan. Benh Thanh ini mirip Chatuchak di Bangkok tapi lebih kecil, di dalam ruangan dan lebih adem karena ada ACnya. Saya suka banget sama pasar. Di sini kita bisa nemuin berbagai macam souvenir khas Vietnam, baju, sutra, perhiasan, manisan, buah-buahan, sayuran, berbagai macem ikan yang dikeringin dan lorong-lorong tengah diisi berbagai tempat makan dan dessert. Pho dimana-mana.




Mau makan siang tapi masih jam segini. Belum terlalu laper juga sih. Akhirnya mampir ke tempat yang jualan berbagai macem es campur. Saya pesen Che Thap Cam yang harganya VND 12,000. Isinya cendol, kacang merah, sarang burung, kacang hijau pakai kuah santan yang nggak terlalu manis. Pas deh. Sempet beli manisan mangga juga VND 15,000.

yummy
Che Thap Cam aka Mix Sweet

Bangkok dan Ho Chi Minh sepertinya surga buah deh. Di Jakarta nggak musim manggis sama sawo, lha di sini kok bertumpuk-tumpuk dan besar-besar. Belum lagi mangganya, longan dll. Menggiurkan!


 
11.30
Jalan kaki dari Benh Thanh ke Reunification Palace yang sebelumnya bernama Independence Palace. Dibangun 1 Juli 1962-31 Oktober 1966, dulunya tempat ini adalah rumah merangkap kantor presiden Vietnam Selatan selama perang Vietnam. Tempat ini juga tempat resmi serah terima kekuasaan saat jatuhnya Saigon.

Besar dan luas dengan 4 lantai. Ruangannya bersih, sejuk karena hampir di setiap sudut dipasang kipas angin besar dan mereka bikin rute supaya turis bisa liat semua ruangan dan lantai secara terarah.

Reunification Palace tampak depan

masuk ruangan ini rasanya 'dingin' banget

The President's International Reception Room

The Credentials Presenting Room

The First Lady's Reception Room

Perpustakaan

buku-buku yang ada di perpustakaan

Gambling Room

Replika helikopter yang dipakai Presiden Vietnam saat tour sebelum 1975

                                                                     War Room

Replika jip yang membawa Presiden Vietnam Duong Van Minh dari Independence Palace ke stasiun radio Saigon untuk membacakan pernyataan penyerahan kekuasaan pada tanggal 30 April 1975 siang

Dapur istana

Aduh, baterai kamera udah sekarat. Mesti hemat nih.

Beberapa script yang sempat terbaca di tempat ini:
"Time will fly but our people's victory in the cause of anti-American Resistance to save our country shall make one of the brightest pages in our national history, a radiant symbol of the complete victory of the revolutionary heroism and human mind, which shall be entered the world history as a millions feat of arms in the XXth century, an event of great International important and prfoundly contemporary in nature" (Political report of the Central Party Executive Committee at the IVth Delegate's General Meeting)
"In 1858, The French Colonists attacked Da Nang, in Feb 1859 they advanced to capture Saigon, making it the springboard for their swallowing and charging Vietnam in a French Colony. After capturing six provinces of South Vietnam, to serve the invasion of Vietnam, in particular, and of Indo-China, in general, they had a Palace to built here as the French Governor General Office and named as Norodom Palace"
"In Jul 1954, the American had Ngo Dinh Diem returned to establish a Republic Government in South Vietnam, and at the same time Ngo Dinh Diem received Norodom Palace and renamed as Independence Palace. Ngo Dinh Diem's dictatorial regime only existed from 1954 to 1963. Later in 1967, Nguyen Van Thieu assumed the office of Republic of Vietnam President and continued to resist the cause of national unification of Vietnamese People"

12.45pm
Abis liat Notre Dame Cathedral yang sayangnya tutup selama jam makan siang. Sekarang istirahat di Central Post Office. Tadinya udah sempet jalan kaki dari Reunification Palace, tapi berhubung agak nyasar terpaksa naik taksi. Ini seperti kantor pos Pasar Baru tapi lebih bersih, terawat dan lagi-lagi, teratur. Ada kursi-kursi kayu buat istirahat, ada toko souvenir, travel agent, tourist information booth, telefon umum dan mesin-mesin ATM yang ditempatin di ruangan yang mirip dengan ruangan telefon umum.


Yang unik, di atas ruangan-ruangan telefon umum dipasang jam-jam yang nunjukin waktu di Pretoria, Seoul, Beijin, Tokyo dan Moscow sementara di atas ruangan-ruangan ATM dipasang jam yang nunjukin waktu di Washington, California, Paris, Canberra dan London.

jalur pos pertama kali

kantor pos tampak dalam

kantor pos dari depan


 Notre Dame Cathedral

01.15
Makan siang di Pho 24. Lagi-lagi pesen Pho Khong Thit, cakwe sama kelapa muda. Kelapa mudanya seperti kelapa muda di Bangkok. Kecil tapi airnya banyak. Pho-nya seger, kelapa mudanya juga. Tapi sayang, cakwenya dingin dan alot. Mana ukurannya kecil. Nggak kayak cakwe Medan. Total makan siang VND 58,000.




09.10
Baru balik dari makan malem di Benh Thanh Night Market. Benh Thanh Market tutup jam 17.00 nah setelahnya, di sekitar Benh Thanh, setiap hari selalu ada pasar malam. Asik deh liat-liat di situ. Nggak tau mau makan apa dan kangen nasi akhirnya pesen nasi goreng seafood sama kelapa mud. Awww nasi gorengnya mengecewakan. Dingin dan pera.

suasana Benh Thanh Night Market



Dari hotel ke Benh Thanh jalan kaki (lagi) sambil nandain tempat-tempat khusus biar pulangnya nggak kesasar. Balik ke hotel liat tour bus dimana-mana. Ada sleeping bus yang kelihatannya nyaman buat jalan malem. Jadi timbul ide buat ikutan tour. Akhirnya ke tour agent yang ada di bawah hotel. Pesen one day Mekong Delta Tour buat besok. Harganya USD 10 udah termasuk makan siang.